Berita Liga Inggris: Manajer Nottingham Forest, Nuno Espirito Santo, angkat bicara soal insiden emosional yang melibatkan dirinya dan pemilik klub, Evangelos Marinakis, usai laga imbang 2-2 melawan Leicester City pada Ahad (11/5). Nuno menegaskan bahwa kejadian tersebut terjadi akibat kesalahpahaman, bukan karena konflik serius.
Sebuah insiden dramatis mewarnai pertandingan di City Ground, di mana penyerang andalan Nottingham Forest, Taiwo Awoniyi, mengalami benturan hebat dengan tiang gawang pada menit-menit krusial. Awoniyi mencoba untuk melanjutkan pertandingan, namun terlihat jelas bahwa ia mengalami kesulitan dalam bergerak. Keadaan ini memicu kebingungan di antara staf kepelatihan dan medis terkait keputusan penggantian pemain.
Usai peluit akhir berbunyi, kamera menyorot ekspresi marah Evangelos Marinakis yang menghampiri Nuno Espirito Santo di area lapangan. Akan tetapi, Nuno meluruskan bahwa ungkapan emosi sang pemilik tim hanya merupakan wujud frustrasi terhadap kejadian tersebut.
“Sungguh disayangkan bagi kami semua. Kami terpaksa menyelesaikan sepuluh menit terakhir pertandingan dengan sepuluh pemain di lapangan. T (Awoniyi) sudah mencoba yang terbaik, tetapi rasa sakitnya terlalu hebat untuk memungkinkan dia berkontribusi bagi tim,” papar Nuno. “Ada sedikit kebingungan antara staf kepelatihan dan tim kesehatan. Sempat ada sinyal untuk melakukan pergantian pemain, namun kemudian T mencoba untuk tetap bermain, dan ternyata ia tidak sanggup.”
Kendati hasil seri tersebut mengamankan tempat bagi Nottingham Forest di kompetisi Eropa musim mendatang, harapan mereka untuk menembus Liga Champions menjadi semakin kecil. Namun demikian, Nuno tidak mempermasalahkan respons yang ditunjukkan oleh pemilik klub. “Reaksi kecewa dan frustrasi itu bisa dipahami. Namun, justru karena semangat dan gairah yang besar dari pemilik klub, kami bisa berkembang sejauh ini. Beliau selalu memotivasi kami untuk terus meningkatkan diri,” tambahnya.
“Itu adalah cerminan dari semangat dan ambisi yang besar untuk menjadikan klub ini lebih maju. Ada 30 ribu penggemar di stadion hari ini yang turut merasakan emosi tersebut. Saya yakin banyak dari mereka juga memiliki keinginan yang kuat untuk berada di lapangan dan memberikan semangat kepada kami. Sebagai entitas klub, kami sangat berterima kasih kepada keluarga Marinakis.”
“Saya sudah lama berkecimpung di sepak bola, baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih. Saya sangat mengerti apa itu semangat dan gairah. Para pemain bisa merasakannya, kami pun demikian, dan para pendukung juga merasakannya. Kami dituntut untuk tampil lebih baik. Pada pertandingan ini, kami memiliki kewajiban untuk menunjukkan permainan yang lebih berkualitas.”