
Florida – Drama terjadi di Major League Soccer (MLS). Megabintang Lionel Messi dijatuhi sanksi larangan bermain oleh pihak liga, dan keputusan ini langsung memancing amarah pelatih Inter Miami, Javier Mascherano. Pelatih asal Argentina itu secara terbuka mengkritik kebijakan MLS yang dianggap tidak adil dan penuh kepentingan bisnis.
Messi bersama Jordi Alba dijatuhi sanksi oleh MLS karena tidak hadir dalam laga MLS All-Star Game melawan tim All-Star Liga MX, meskipun keduanya telah dipanggil dan tidak mengalami cedera. Hukuman yang dijatuhkan berupa larangan bermain satu pertandingan resmi MLS, yang berdampak pada ketidakhadiran mereka saat Inter Miami menjamu FC Cincinnati di Chase Stadium, Minggu (27/7/2025).
Inter Miami Tumpul Tanpa Messi & Alba
Tanpa kehadiran dua pilar veteran tersebut, Inter Miami kehilangan kreativitas dan ketajaman di lapangan. Dalam laga tersebut, Vice City hanya mampu bermain imbang 0-0 melawan Cincinnati—hasil yang membuat mereka gagal merapat ke zona empat besar Wilayah Timur MLS. Saat ini, Inter Miami menempati posisi kelima dengan 42 poin dari 22 laga, tertinggal 8 poin dari pemuncak klasemen, Philadelphia Union.
Ketiadaan Messi jelas terasa. Ia bukan hanya ikon tim, tapi juga otak serangan dan pengatur tempo permainan. Jordi Alba pun punya peran penting di sisi kiri pertahanan sekaligus dalam skema build-up serangan. Tanpa keduanya, Miami tampil lebih statis dan kesulitan membongkar pertahanan lawan.
Mascherano: “Kalau Main di Kandang, Baru Dihukum?”
Usai pertandingan, Javier Mascherano yang biasanya tenang memilih bersuara lantang. Ia mempertanyakan motif sebenarnya di balik hukuman yang dijatuhkan pada Messi dan Alba, serta menyentil pihak liga yang dianggap tidak konsisten dalam menerapkan aturan.
“Saya punya opini soal apa yang terjadi, tapi saya bukan datang untuk menyerang MLS atau mengubah peraturan,” ujar Mascherano kepada media, dikutip dari ESPN.
“Tapi saya jelas tidak setuju dengan keputusan itu. Sama sekali tidak setuju. Namun, kami tetap harus beradaptasi dengan keadaan.”
Mascherano kemudian memberikan sindiran tajam, mempertanyakan apakah Messi juga akan tetap dilarang bermain jika pertandingan digelar di stadion lawan.
“Saya hanya punya satu pertanyaan: Apa jadinya kalau laga ini dimainkan tandang? Apakah Leo tetap tidak boleh main? Karena kalau tujuannya memenuhi stadion dan menghasilkan uang, sepertinya tidak ada yang keberatan, bukan?”
“Masalahnya sekarang adalah laga ini berlangsung di kandang kami. Saya serahkan itu kepada kalian untuk menilai,” sindirnya tajam.
Pernyataan Mascherano mencerminkan kekecewaan yang mendalam, tidak hanya sebagai pelatih, tetapi juga sebagai mantan rekan setim Messi di timnas Argentina dan Barcelona. Ia seolah menggambarkan bahwa keputusan tersebut lebih bernuansa komersial daripada sportif.
Dampak Jangka Panjang bagi MLS dan Inter Miami
Insiden ini menyulut perdebatan lebih luas di kalangan fans dan pengamat sepak bola Amerika Serikat. Banyak yang menilai, MLS terlalu mementingkan agenda promosi liga dan penjualan tiket, ketimbang menjaga fair play dan profesionalisme. Messi, yang sejauh ini menjadi magnet terbesar MLS, tampaknya justru menjadi korban dari status “ikon” tersebut.
Untuk Inter Miami sendiri, hasil imbang kontra FC Cincinnati bisa berdampak besar terhadap peluang mereka menembus babak playoff. Setiap poin sangat berarti di fase-fase akhir musim, dan kehilangan Messi karena sanksi administratif bisa berujung fatal.
Kini, semua mata tertuju pada respon MLS dan bagaimana Inter Miami akan menyiasati situasi ke depan. Apakah Mascherano akan kembali berbicara? Atau apakah Messi sendiri akan memberi pernyataan terbuka? Yang pasti, kisruh ini baru awal dari kemungkinan panjang drama antara superstar dunia dan aturan ketat liga Amerika.