Agustus 16, 2025

Paris Saint-Germain (PSG) resmi menorehkan sejarah emas baru di kancah sepak bola Eropa. Klub raksasa Prancis itu sukses mengangkat trofi Piala Super Eropa 2025 setelah menaklukkan Tottenham Hotspur lewat drama adu penalti dengan skor 4-3, usai laga waktu normal berakhir imbang 2-2. Pertandingan sengit ini berlangsung di Stadion Friuli, Udine, Italia, pada Kamis (14/8/2025) dini hari WIB.

Laga ini menjadi ajang adu gengsi dua penguasa Eropa: PSG sebagai juara Liga Champions dan Tottenham Hotspur sebagai kampiun Liga Europa. Sejak peluit awal dibunyikan, atmosfer panas sudah terasa, bahkan di stadion netral. Kedua tim sama-sama menunjukkan determinasi tinggi untuk menambah koleksi trofi internasional.

Tottenham langsung mengambil inisiatif serangan di awal laga. Peluang emas pertama tercipta pada menit ke-24 melalui aksi solo Richarlison. Striker Brasil itu melepaskan tembakan keras yang memaksa Lucas Chevalier melakukan penyelamatan gemilang. Bola yang terlepas sempat membentur mistar gawang, membuat fans Spurs menahan napas.

Gol pembuka akhirnya datang di menit ke-39. Micky van de Ven memanfaatkan bola muntah hasil tepisan Chevalier dan mencetak gol dari jarak dekat. Bek asal Belanda itu sukses mengantarkan Tottenham unggul 1-0.

Tak puas, Spurs nyaris menggandakan keunggulan jelang jeda. Mohamed Kudus menyundul bola hasil umpan silang Pedro Porro, namun si kulit bundar hanya membentur tiang gawang. PSG beruntung karena skor 1-0 tetap bertahan hingga babak pertama usai.

Baru dua menit babak kedua berjalan, Tottenham kembali menggebrak. Cristian Romero berhasil menyundul bola hasil tendangan bebas Pedro Porro pada menit ke-47, menambah keunggulan menjadi 2-0.

PSG yang tertinggal dua gol mencoba bangkit. Pada menit ke-65, Bradley Barcola sempat membobol gawang Spurs, namun wasit menganulir gol karena Fabian Ruiz dinilai offside dalam proses terjadinya gol tersebut.

Kebangkitan PSG benar-benar dimulai pada menit ke-84. Lee Kang-in menjadi motor perubahan setelah melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang tak mampu diantisipasi kiper Spurs. Bola meluncur deras ke pojok bawah gawang, membuat skor berubah menjadi 2-1.

Drama semakin memuncak di masa injury time. Umpan silang akurat Ousmane Dembele berhasil ditanduk Goncalo Ramos dengan presisi tinggi. Sundulan tersebut menghujam gawang Spurs dan menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Skor ini memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti.

Adu penalti berjalan tegang dan penuh tekanan. Kedua tim menurunkan eksekutor terbaik mereka, namun mental baja menjadi faktor penentu. Dua penendang Tottenham gagal menuntaskan tugasnya, sementara PSG tampil lebih tenang.

Lucas Chevalier, yang sejak awal laga tampil heroik, kembali menjadi sorotan. Kiper muda PSG itu sukses menepis satu eksekusi penalti Spurs yang menjadi titik balik kemenangan.

PSG akhirnya menutup adu penalti dengan skor 4-3, memastikan mereka mengangkat trofi Piala Super Eropa pertama dalam sejarah klub. Suporter Les Parisiens yang memadati Stadion Friuli pun larut dalam euforia.

Kemenangan ini tak hanya menambah koleksi trofi PSG, tetapi juga menjadi penegasan bahwa mereka kini mampu bersaing di semua level kompetisi Eropa. Pelatih Luis Enrique memuji mental juang timnya yang tidak menyerah meski tertinggal dua gol.

“Ini adalah bukti bahwa tim ini punya karakter dan keyakinan untuk membalikkan keadaan. Kami bermain sebagai satu kesatuan, dan hasil ini adalah hadiah untuk semua pemain serta fans,” ujar Enrique dalam konferensi pers pasca laga.

Bagi Tottenham, meski harus puas sebagai runner-up, penampilan mereka tetap patut diapresiasi. Anak asuh Ange Postecoglou tampil impresif sepanjang laga, namun harus mengakui keunggulan mental PSG di momen krusial.
Dengan kemenangan ini, PSG tidak hanya mengukir sejarah, tetapi juga mengirim pesan tegas kepada pesaing mereka di Eropa: musim 2025/2026 bisa menjadi tahun keemasan Les Parisiens.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *