Oktober 1, 2025

Dalam pertandingan penentuan di Estadio Municipal de El Alto, Bolivia menorehkan tinta emas saat berhasil mengalahkan Brasil 1-0. Hasil ini menjadi momen paling dramatis dalam kualifikasi zona Conmebol, membuka jalan bagi La Verde ke babak playoff antar-konfederasi menuju Piala Dunia 2026.

Sejak peluit awal, Bolivia langsung menekan. Pada menit ke-5, Gabriel Villamil melepaskan tembakan jarak jauh yang sayang meleset di atas mistar. Dua menit kemudian, Luis Haquín menguji ketangguhan Alisson dengan tembakan keras, namun kiper Liverpool itu berhasil merespon. Ketika laga memasuki menit ke-17 dan ke-29, Alisson kembali menepis upaya Miguelito—sekali lagi menunjukkan kelas dunia di bawah mistar.

Brasil sempat bangkit sedikit pada menit ke-39 melalui Luiz Henrique, namun upayanya ditangkis dengan gemilang oleh kapten Bolivia, Carlos Lampe.

Momen paling penting hadir di injury time babak pertama. Wasit Cristian Garay menunjuk titik putih setelah memeriksa tayangan ulang atas dugaan pelanggaran Bruno Guimarães terhadap Roberto Fernández. Kendati sekilas tampak tidak ada kontak jelas, penalti tetap diberikan. Dengan tenang, Miguelito menjalankan tugasnya—menyodok bola ke sudut gawang, melewati tangan Alisson, dan menutup babak pertama dengan keunggulan 1-0 bagi tuan rumah. Keputusan itu langsung menjadi bahan perdebatan—apa benar cukup bukti untuk penalti?—tapi tidak dapat dimungkiri menjadi penentu sejarah pertandingan.

Memasuki paruh kedua, Bolivia tak menurunkan intensitas. Fernández nyaris menggandakan keunggulan pada menit ke-54, namun lagi-lagi dihentikan oleh Alisson. Brasil melakukan sejumlah pergantian, memasukkan nama seperti Joao Pedro, Raphinha, dan Estêvão setelah satu jam bermain. Namun, strategi itu belum juga membuahkan hasil. Tekanan memang diciptakan, tapi soliditas pertahanan Bolivia menghadirkan tumpukan frustrasi di pihak Brasil.

Dengan hasil ini, Bolivia finis di peringkat 7 klasemen akhir Conmebol dengan koleksi 20 poin, sementara Brasil menutup kampanye di posisi ke-5 dengan 28 poin, meski sudah dipastikan lolos langsung sebelumnya

Sebelum laga, Venezuela masih menguasai posisi 7 dengan 18 poin. Namun, kekalahan telak 3-6 dari Kolombia, yang dipimpin oleh Luis Suárez dengan empat gol maut, membuat La Vinotinto tersingkir dari perebutan playoff

Kemenangan ini mengantarkan Bolivia ke playoff antar-konfederasi yang akan digelar pada Maret 2026. Sistem playoff ini melibatkan satu wakil Conmebol, dua wakil Concacaf, serta masing-masing satu wakil dari Afrika, Asia, dan Oseania. Formatnya: enam tim dibagi dalam babak semifinal, lalu laga puncak untuk menentukan dua tim tersisa yang akan lolos ke Piala Dunia edisi pertama dengan 48 tim di Amerika Utara

Kesempatan ini membuka peluang Bolivia untuk mengulang momen ajaib tahun 1994—saat mereka menjadi satu-satunya perwakilan dari negeri pegunungan itu yang lolos ke Piala Dunia

Meski Brasil adalah raksasa sepak bola, faktor altitude di El Alto (sekitar 4.000 m di atas permukaan laut) menjadi keuntungan besar bagi Bolivia—penyesuaian fisik yang kuat serta atmosfer yang mendukung. Laga ini akan dikenang sebagai salah satu upset terbesar dalam sejarah kualifikasi Conmebol.

Penonton El Alto, yang datang dalam kondisi cuaca ekstrem dan udara tipis, turut menyemangati La Verde dalam perjuangan heroik mereka.

Kesimpulan

  • Gol tunggal Miguelito dari penalti kontroversial jadi cambuk sejarah Bolivia.
  • Taktik bertahan kuat, disokong penampilan impresif Carlos Lampe, sukses menahan gempuran Brasil di laga babak kedua.
  • Playoff antar-konfederasi menanti Bolivia di Maret 2026—kesempatan untuk mengulang pencapaian langka pada 1994.
  • Sementara itu, perjuangan Venezuela kandas di tangan Kolombia dan Luis Suárez mencetak gol spektakuler

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *