
Penyelenggaraan Piala Dunia 2026 yang akan melibatkan tiga negara tuan rumah – Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko – telah menjadi sorotan global. Namun, persiapan menuju turnamen akbar ini sempat diwarnai pernyataan kontroversial dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengancam untuk memindahkan pertandingan dari beberapa kota tuan rumah di AS. Ancaman ini segera ditanggapi tegas oleh Wakil Presiden FIFA, Victor Montagliani, yang menegaskan bahwa keputusan akhir mengenai lokasi pertandingan sepenuhnya berada di tangan organisasi sepak bola dunia tersebut.
Ancaman Trump: Isu Keamanan dan Kritik Politik

Kontroversi ini bermula pada 25 September lalu ketika Donald Trump berbicara mengenai penyelenggaraan Piala Dunia 2026 yang dijadwalkan berlangsung pada 11 Juni hingga 19 Juli. Saat ditanya wartawan mengenai pertandingan yang akan digelar di Seattle dan San Francisco, Trump menyulut perdebatan dengan menyinggung isu keamanan.
“Itu pertanyaan menarik … tapi kami akan memastikan semuanya aman,” kata Trump di Gedung Putih. Namun, pernyataannya berlanjut dengan nuansa politis yang kental. Ia secara eksplisit menyebut kedua kota tersebut dikelola oleh “radikal kiri” dan menegaskan kesiapannya untuk memindahkan pertandingan jika dianggap tidak aman. Pernyataan ini secara luas diinterpretasikan sebagai upaya Trump untuk mengkritik kepemimpinan lokal di kota-kota tersebut, yang cenderung berpihak pada Partai Demokrat.
Seattle dijadwalkan menjadi tuan rumah enam pertandingan Piala Dunia 2026 di Stadion Lumen Field. Sementara itu, enam pertandingan lainnya akan dimainkan di Levi’s Stadium, Santa Clara, yang berjarak sekitar satu jam dari San Francisco. Selain kedua kota tersebut, AS memiliki sepuluh kota tuan rumah lainnya yang tersebar di seluruh negeri, meliputi Atlanta, Boston, Dallas, Houston, Kansas City, Los Angeles, Miami, Philadelphia, dan New York/New Jersey (East Rutherford).
Respons Tegas FIFA: Sepak Bola Lebih Besar dari Pemimpin Dunia

Menanggapi ancaman Donald Trump yang berbau politis tersebut, Wakil Presiden FIFA Victor Montagliani memberikan respons yang lugas dan tegas. Berbicara dalam sebuah konferensi di London, Montagliani dengan jelas menyatakan bahwa FIFA memiliki otoritas penuh atas turnamen ini.
“Ini turnamen FIFA, yurisdiksi FIFA, dan FIFA yang membuat keputusan. Dengan segala hormat kepada para pemimpin dunia, sepak bola lebih besar daripada mereka. Sepak bola akan bertahan melewati rezim, pemerintahan, dan slogan politik,” ujar Montagliani, Rabu lalu. Pernyataan ini tidak hanya menegaskan posisi FIFA sebagai badan pengatur tertinggi dalam sepak bola, tetapi juga menyoroti prinsip FIFA untuk menjaga independensi olahraga dari campur tangan politik.
Montagliani menekankan bahwa sifat universal sepak bola membuatnya mampu bertahan melampaui perubahan rezim politik, pemerintahan, dan retorika politik sementara. Inti dari respons FIFA adalah bahwa Piala Dunia, sebagai event global, harus tetap fokus pada semangat olahraga dan persatuan, bukan sebagai alat untuk agenda politik tertentu.
Implikasi Logistik dan Hukum Perubahan Rencana
FIFA telah menetapkan rencana kota tuan rumah sejak tahun 2022, dengan detail pertandingan yang lebih spesifik diumumkan pada Februari 2024. Stadion MetLife di East Rutherford, New Jersey, bahkan telah ditunjuk sebagai lokasi final yang prestisius. Mengubah rencana yang telah disusun dengan matang seperti ini hanya beberapa tahun sebelum turnamen akan menimbulkan masalah logistik dan hukum yang sangat kompleks.
Penyelenggaraan Piala Dunia melibatkan koordinasi yang masif antara FIFA, asosiasi sepak bola negara tuan rumah, serta pemerintah pusat dan daerah terkait berbagai aspek, termasuk visa, keamanan, transportasi, dan infrastruktur. Perjanjian dan komitmen telah dibuat dengan kota-kota tuan rumah, dan pembatalan sepihak akan berpotensi memicu klaim hukum dan kekacauan organisasi. Pernyataan Montagliani secara implisit mengingatkan bahwa komitmen telah dibuat dan tidak dapat dibatalkan sembarangan atas dasar preferensi politik.
Meskipun Presiden FIFA Gianni Infantino beberapa kali terlihat bersama Trump dalam sejumlah agenda, termasuk pembukaan kantor FIFA di Trump Tower, New York, hal ini tidak serta merta berarti FIFA akan tunduk pada intervensi politik. Hubungan tersebut lebih kepada aspek protokoler dan diplomatik yang wajar dalam konteks penyelenggaraan acara sebesar Piala Dunia di AS.
Melihat ke Depan: Fokus pada Undian Resmi dan Persiapan
Sementara perdebatan politik mereda, FIFA tetap fokus pada persiapan turnamen. Undian resmi Piala Dunia 2026 dengan format 48 tim dijadwalkan akan berlangsung pada 5 Desember mendatang di Kennedy Center, Washington. Secara kebetulan, Kennedy Center saat ini dipimpin oleh Donald Trump sebagai ketua dewan. Ini menunjukkan ironi bahwa meskipun ada upaya untuk mengintervensi, persiapan turnamen tetap berjalan sesuai rencana FIFA.
Pada akhirnya, pernyataan Wakil Presiden FIFA Victor Montagliani berfungsi sebagai pengingat kuat akan otonomi dan kekuatan sepak bola sebagai fenomena global. Piala Dunia adalah perayaan olahraga yang melampaui batasan politik, dan keputusan penting mengenai penyelenggaraannya akan selalu berada di tangan badan pengaturnya, FIFA, demi menjaga integritas dan semangat universal permainan indah ini.