
Era Baru Juventus Dimulai: Kemenangan Meyakinkan 3-1 Atas Udinese Pasca-Tudor
Juventus memulai lembaran baru pasca-pelatih Igor Tudor dengan langkah positif. Di bawah asuhan pelatih caretaker Massimo Brambilla, yang sebelumnya menukangi tim Next Gen, Bianconeri berhasil meraih kemenangan meyakinkan 3-1 atas Udinese dalam laga lanjutan Serie A pekan ke-9. Pertandingan yang digelar di Allianz Stadium pada Rabu (29/10/2025) atau Kamis dini hari WIB ini menjadi titik balik penting setelah delapan laga terakhir tanpa kemenangan yang berujung pada pemecatan Tudor.
Dampak Instan Pergantian Pelatih

Kepergian Igor Tudor, yang diberhentikan usai Juventus kalah 0-1 dari Lazio pada akhir pekan sebelumnya, tampaknya membawa dampak instan. Tim yang kini dipimpin oleh Brambilla tampil dengan semangat baru dan langsung tancap gas di hadapan pendukung sendiri. Sejak menit awal, Juventus mengambil inisiatif menyerang dan berbuah hasil cepat.
Pertandingan baru berjalan tiga menit ketika Dusan Vlahovic dijatuhkan di kotak terlarang oleh Saba Goglichidze. Tanpa ragu, wasit menunjuk titik putih. Vlahovic yang menjadi eksekutor menjalankan tugasnya dengan sempurna, mengecoh kiper Maduka Okoye dengan tembakan mendatar ke pojok kanan gawang. Si Nyonya Tua unggul 1-0 di menit kelima.
Juventus sempat menggandakan keunggulan pada menit ke-18 melalui penyelesaian Vlahovic dari jarak dekat memanfaatkan umpan Lois Openda, namun gol tersebut dianulir wasit karena offside. Meskipun demikian, serangan Juventus terus mengalir, menunjukkan peningkatan agresivitas di lini depan.
Namun, di penghujung babak pertama, Udinese berhasil mencuri gol penyama kedudukan. Memanfaatkan kemelut di depan gawang Juventus setelah bola berhasil direbut dari Manuel Locatelli, Nicolo Zaniolo menyambar bola liar dengan tembakannya. Sepakan keras Zaniolo ke tiang jauh berhasil menembus jala gawang Juventus, mengubah skor menjadi 1-1 saat jeda pertandingan.
Gatti dan Yildiz Kunci Kemenangan di Babak Kedua

Memasuki babak kedua, pertandingan berjalan semakin seru. Kedua tim sama-sama tampil ngotot mencari gol kedua. Juventus, yang tampil lebih dominan, akhirnya berhasil mengembalikan keunggulan pada menit ke-67. Berawal dari skema sepak pojok, Andrea Cambiaso memberikan umpan silang akurat ke tiang jauh. Federico Gatti yang berdiri bebas berhasil menyundul bola dan mencetak gol pertamanya di Serie A dalam 10 bulan terakhir. Gol ini membakar atmosfer di Allianz Stadium dan membawa Juventus unggul 2-1.
Momentum kemenangan Juventus semakin terasa di masa injury time. Pada menit ke-90+6, Juventus kembali mendapatkan hadiah penalti setelah Kenan Yildiz dijegal oleh Goglichidze di kotak terlarang. Yildiz, penyerang muda asal Turki, maju sebagai eksekutor dan sukses menipu Okoye untuk mencetak gol ketiga Juventus. Skor 3-1 pun bertahan hingga peluit panjang berbunyi.
Susunan Pemain dan Posisi di Klasemen
Dalam pertandingan ini, pelatih caretaker Massimo Brambilla menurunkan susunan pemain sebagai berikut:
JUVENTUS (3-4-1-2): Michele Di Gregorio, Lloyd Kelly, Federico Gatti, Pierre Kalulu, Filip Kostic, Weston McKennie, Manuel Locatelli, Andrea Cambiaso, Kenan Yildiz, Lois Openda, Dusan Vlahovic.
UDINESE (3-5-2): Maduka Okoye, Oumar Solet, Christian Kabasele, Saba Goglichidze, Hassane Kamara, Arthur Atta, Jesper Karlstrom, Jakub Piotrowski, Kingsley Ehizibue, Keinan Davis, Nicolo Zaniolo.
Kemenangan ini terasa sangat berharga bagi Juventus. Mereka tidak hanya mengakhiri puasa kemenangan dalam delapan pertandingan terakhir, tetapi juga berhasil mendongkrak posisi di klasemen sementara Serie A. Dengan raihan tiga poin penuh, Juventus naik ke peringkat enam dengan total 15 poin. Sementara itu, Udinese tertahan di peringkat sembilan dengan 12 poin.
Kemenangan perdana di bawah asuhan Brambilla ini memberikan angin segar dan harapan baru bagi Juventus untuk kembali bersaing di papan atas Serie A. Ini adalah awal yang menjanjikan bagi era pasca-Tudor, menunjukkan bahwa tim memiliki kapasitas untuk bangkit dan menemukan kembali performa terbaiknya. Namun, tantangan sesungguhnya adalah bagaimana Juventus dapat mempertahankan konsistensi ini di bawah pelatih permanen yang akan datang. Nama-nama seperti Luciano Spalletti bahkan disebut-sebut sebagai kandidat potensial, namun fokus saat ini adalah membangun kembali kepercayaan diri tim satu pertandingan demi satu pertandingan.