
Badai Kartu dan Optimisme Baru: Manchester United di Bawah Amorim Mengintip Papan Atas
Manchester United saat ini tengah menikmati momen kebangkitan yang signifikan di Premier League. Di bawah arahan pelatih Ruben Amorim, Setan Merah telah mencatatkan tiga kemenangan beruntun, sebuah rentetan hasil yang tidak hanya mengembalikan kepercayaan diri, tetapi juga mulai menumbuhkan harapan untuk kembali bersaing di jajaran elite liga. Kemenangan atas Sunderland (2-0), Liverpool (2-1), dan Brighton (4-2) menunjukkan bahwa strategi Amorim mulai membuahkan hasil, mendorong tim perlahan mendekat ke zona Liga Champions.

Namun, di tengah euforia ini, sebuah kekhawatiran mulai muncul. Dua pilar penting tim, Casemiro dan Patrick Dorgu, berada di ambang sanksi larangan bermain akibat akumulasi kartu kuning. Regulasi Premier League menetapkan bahwa satu kartu kuning lagi akan memaksa mereka absen satu pertandingan. Kehilangan kedua pemain ini, yang memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan tim, tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi Amorim.
Casemiro dan Dorgu: Ancaman Akumulasi Kartu
Casemiro, gelandang bertahan asal Brasil, adalah jantung lini tengah Manchester United. Perannya sebagai perusak serangan lawan dan pengatur ritme sangat vital dalam kebangkitan tim. Namun, agresivitasnya yang tinggi di lapangan kini menempatkannya dalam situasi genting. Casemiro telah mengoleksi tiga kartu kuning, yang didapatkan saat melawan Fulham (pekan ke-2), Sunderland (pekan ke-7), dan Liverpool (pekan ke-8). Ia juga sempat menerima kartu merah saat menghadapi Chelsea, meskipun sanksi tersebut sudah dijalani. Kehilangan Casemiro di tengah performa menanjak tim bisa berdampak besar pada stabilitas lini tengah.
Ancaman serupa juga membayangi Patrick Dorgu. Bek muda asal Denmark ini juga telah mengantongi tiga kartu kuning, termasuk satu dari bangku cadangan saat melawan Brighton. Dua kartu kuning lainnya didapatkannya saat melawan Arsenal (pekan ke-1) dan Brentford (pekan ke-6). Dorgu menunjukkan potensi besar dan kerap dipercaya oleh Amorim. Absennya ia akan mengganggu komposisi pertahanan tim. Untuk menghindari skorsing, Casemiro dan Dorgu harus melewati pertandingan ke-19 tanpa menerima dua kartu kuning tambahan – sebuah tugas berat mengingat intensitas Premier League.
Statistik Menawan dan Kontribusi Lini Serang

Terlepas dari potensi masalah kartu, performa Manchester United dalam beberapa pekan terakhir memang patut diacungi jempol. Mereka memenangkan empat dari lima pertandingan terakhir di Liga Inggris dan menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal produktivitas gol. Sejak gagal mencetak gol saat melawan Manchester City pada September lalu, lini serang Setan Merah selalu mampu merobek jala lawan. Kombinasi Bryan Mbeumo, Matheus Cunha, dan Benjamin Sesko di lini depan mulai menunjukkan taringnya.
Statistik mencolok menegaskan kebangkitan United. Menurut Statman Dave, Manchester United menjadi tim dengan shot on target terbanyak di Liga Inggris, yaitu 45 tembakan dari sembilan pertandingan. Di level Eropa, mereka hanya kalah dari Barcelona (78 shot on target), Bayern Munchen (69), dan PSG (54), menempatkan mereka di jajaran elite tim-tim dengan serangan paling mematikan.
Tidak hanya itu, Manchester United juga menduduki peringkat kedua dalam hal menciptakan peluang di Liga Inggris, dengan 101 peluang yang tercipta, hanya sedikit di bawah Liverpool yang mencatat 107 peluang (WhoScored). Capaian impresif ini menunjukkan bahwa di bawah arahan Amorim, tim tidak hanya efektif dalam finishing tetapi juga kreatif dalam membangun serangan. Konsistensi permainan yang mulai terbangun ini menjadi kredit besar bagi pelatih asal Portugal tersebut, yang perlahan mengembalikan budaya disiplin dan mentalitas juara ke Old Trafford.
Cunha dan Perbandingan dengan Cantona: Pandangan Steve Bruce
Performa Matheus Cunha juga menjadi sorotan. Penyerang asal Brasil ini mulai sering dibandingkan dengan legenda Manchester United, Eric Cantona. Perbandingan ini pertama kali dilontarkan oleh CEO klub, Omar Berrada, sebelum Cunha bahkan memulai debutnya. Setelah melihat penampilan Cunha di bawah Amorim, Steve Bruce, mantan kapten United yang pernah bermain bersama Cantona, memberikan pandangannya.
Bruce mengakui perbandingan tersebut adalah pujian besar, mengingat Cantona adalah sosok yang unik dengan talenta dan karisma luar biasa. Ia adalah pemain yang membawa dampak revolusioner ke ruang ganti United. Cunha, dengan semangat dan pengaruhnya di tim, memang mulai menjadi favorit fans. Namun, Bruce berpendapat bahwa Cunha belum mencapai level “ikon” seperti Cantona. “Cunha bukan sosok ‘bad boy’ seperti Eric,” ujar Bruce. “Saya belum pernah, dan mungkin tidak akan pernah lagi, melihat pemain yang bisa masuk ke ruang ganti, menaikkan kerahnya, lalu bermain dengan aura seperti Eric. Ia benar-benar unik.” Meski begitu, Bruce tetap memandang perbandingan ini sebagai bentuk apresiasi tinggi terhadap kualitas Cunha.
Bryan Mbeumo Absen untuk Piala Afrika

Di sisi lain, Manchester United akan menghadapi tantangan lain dengan absennya Bryan Mbeumo. Penyerang Kamerun ini akan meninggalkan klub untuk mewakili negaranya di Piala Afrika, yang dimulai di Maroko pada akhir Desember. Mbeumo, yang bergabung dari Brentford dengan harga £65 juta, telah menjadi bagian penting dari lini serang Amorim, mencetak empat gol liga. Kehadirannya sangat krusial bersama Cunha di sisi kanan penyerang tengah.
Mbeumo diperkirakan akan melewatkan setidaknya dua pertandingan klub mendatang, yaitu melawan Newcastle dan Wolves. Jika Kamerun melaju jauh di turnamen hingga final pada 18 Januari, Mbeumo bahkan bisa absen hingga tiga pertandingan lagi, termasuk derby Manchester yang sangat dinantikan pada 17 Januari. Kehilangan Mbeumo akan menjadi ujian kedalaman skuad Amorim.
Warisan Amorim dan Pujian untuk Danny Welbeck

Dalam konteks yang lebih luas, kedatangan Ruben Amorim hampir setahun lalu telah membawa perubahan signifikan. Ia tidak ragu untuk melakukan perombakan skuad, termasuk meminjamkan Marcus Rashford ke Aston Villa dan menjual Antony ke Real Betis, karena dianggap tidak sesuai dengan sistemnya. Ini menunjukkan ketegasan Amorim dalam membangun tim sesuai visinya.
Selain itu, mantan striker United, Danny Welbeck, juga mendapat pujian dari Rio Ferdinand. Ferdinand menyebut Welbeck sebagai striker Inggris terbaik kedua setelah Harry Kane, mengacu pada kemampuan serba bisa dan etos kerjanya di lapangan, yang terlihat jelas saat ia mencetak gol brilian melawan Brighton.
Periode ini menjadi fase krusial bagi Manchester United. Dengan optimisme baru dari kemenangan beruntun dan statistik ofensif yang menjanjikan, mereka harus mengatasi tantangan seperti potensi skorsing pemain kunci dan absennya Mbeumo. Konsistensi akan menjadi kunci untuk mewujudkan ambisi kembali ke papan atas Premier League dan Liga Champions.