CREMONA, ItaliaAS Roma mengirimkan sinyal kuat kepada para pesaingnya dalam perburuan Scudetto usai melibas tuan rumah Cremonese dengan skor meyakinkan 3-1 pada lanjutan Liga Italia Serie A giornata ke-12, Minggu (23/11/2025) malam WIB. Kemenangan di Stadio Giovanni Zini ini tak hanya mengamankan tiga poin krusial, tetapi juga membawa I Lupi—julukan Roma—merebut posisi puncak klasemen sementara, setidaknya hingga hasil pertandingan krusial lainnya di pekan yang sama.

Tim asuhan Gian Piero Gasperini ini menunjukkan kematangan dan efisiensi yang luar biasa, terutama di babak kedua, untuk menaklukkan tim promosi Cremonese yang dikenal tangguh di kandang. Tiga gol indah dari Matias Soule, Evan Ferguson, dan Wesley menjadi bukti solidnya kedalaman skuad Giallorossi musim ini.

Babak Pertama: Gol Cepat dan Drama VAR

Sejak peluit awal dibunyikan, Roma langsung mengambil inisiatif serangan. Kepercayaan diri tinggi yang menyelimuti tim ini diwujudkan dengan gol cepat di menit ke-17. Menerima umpan terobosan cerdas dari sayap kiri, pemain muda Argentina, Matias Soule, yang semakin tak tergantikan di lini serang, menunjukkan skill individu brilian. Setelah mengecoh bek lawan dengan gerakan tipuan nan elegan, Soule melepaskan tembakan melengkung yang keras dan terarah. Bola melaju deras menuju pojok kiri gawang, membuat kiper Cremonese yang juga penjaga gawang Timnas Indonesia, Emil Audero, hanya bisa terperangah. Gol ini menjadi gol keempat Soule di Serie A musim ini, menegaskan statusnya sebagai salah satu talenta paling bersinar di Eropa.

Roma sempat berpikir telah menggandakan keunggulan pada menit ke-26 melalui sontekan jarak dekat kapten tim, Lorenzo Pellegrini. Namun, kegembiraan itu harus tertunda. Wasit menganulir gol tersebut setelah melalui pengecekan VAR, yang memastikan Pellegrini sudah berada dalam posisi offside tipis saat bola diarahkan kepadanya. Keputusan ini menjadi cambuk bagi Roma untuk tetap waspada.

Cremonese, yang tidak ingin dipermalukan di hadapan pendukung sendiri, merespons dengan tekanan balik yang intens. Gelandang lincah Jari Vandeputte menciptakan dua peluang emas beruntun pada menit ke-30, namun ketangguhan kiper Roma, Mile Svilar, menjadi tembok tebal. Svilar, yang tampil semakin matang di bawah mistar, mementahkan kedua upaya tersebut dengan refleks luar biasa.

Di menit ke-39, Audero kembali menjadi sorotan. Kapten Roma, Pellegrini, melepaskan tembakan voli keras yang mengarah ke gawang. Beruntung bagi Cremonese, Audero berhasil melakukan penyelamatan gemilang, menepis bola ke atas mistar gawang. Tiga menit berselang, ia kembali beraksi, meredam upaya Tommaso Baldanzi. Performa solid Audero ini mempertegas mengapa ia menjadi kiper andalan klubnya.

Drama kembali terjadi jelang turun minum. Cremonese menuntut hadiah penalti setelah bola mengenai tangan bek Roma, Gianluca Mancini. Ketegangan sempat memuncak, namun setelah meninjau monitor VAR, wasit mengonfirmasi bahwa tidak ada pelanggaran yang terjadi. Tangan Mancini berada dalam posisi natural dan menempel di badan, sebuah interpretasi yang melegakan bagi kubu Gasperini.

Badai 5 Menit dan Kartu Merah Gasperini

Babak kedua berjalan lebih dramatis. Pelatih Roma, Gian Piero Gasperini, diusir dari pinggir lapangan oleh wasit pada menit ke-62 setelah melancarkan protes keras yang berlebihan. Kartu merah ini seolah menjadi pemicu yang tak terduga bagi tim tamu.

Hanya dua menit setelah sang pelatih meninggalkan area teknis, Roma sukses menggandakan keunggulan. Berawal dari umpan silang yang gagal diantisipasi dengan sempurna oleh Emil Audero, terjadi kemelut sengit di kotak penalti. Bola liar jatuh ke kaki gelandang Neil El Aynaoui, yang dengan sigap mengirimkannya kepada Evan Ferguson. Striker muda Republik Irlandia itu, yang baru pulih dari cedera, dengan tenang melepaskan tembakan terukur ke pojok kanan gawang, mencetak gol perdananya untuk Giallorossi dan menjadikan skor 2-0. Gol ini menjadi penawar dahaga Ferguson yang lama absen mencetak gol klub.

Belum sempat Cremonese mengatur napas, gawang Audero kembali bobol lima menit berselang. Aksi serangan balik cepat bak kilat yang dilancarkan Roma diakhiri dengan tuntas oleh bek sayap asal Brasil, Wesley. Menerima umpan terobosan brilliant dari Stephan El Shaarawy, Wesley meloloskan diri dari jebakan offside dan berhadapan satu lawan satu dengan Audero. Dengan chip bola yang sangat tenang dan akurat, Wesley mencungkil si kulit bundar melewati Audero yang terlanjur maju. Skor berubah menjadi 3-0.

Roma bahkan sempat mencetak gol keempat di menit ke-89, lagi-lagi lewat Ferguson, namun gol tersebut dianulir karena offside.

Cremonese akhirnya mendapatkan gol hiburan di menit ke-93 melalui sundulan keras Francesco Folino yang menyambut sepak pojok indah dari Franco Vazquez. Sundulan Folino melesat tanpa bisa dijangkau Mile Svilar, mengakhiri laga dengan skor 3-1.

Puncak Klasemen dan Tatapan ke Pertandingan Berikut

Kemenangan meyakinkan ini membawa AS Roma terbang tinggi. Dengan koleksi 27 poin dari 12 pertandingan (9 kemenangan, 3 kekalahan), I Lupi sementara memimpin puncak klasemen Liga Italia Serie A 2025/2026. Mereka unggul dua poin dari Napoli di posisi kedua dan tiga poin dari Inter Milan dan Bologna.

PosisiTimMainPoin
1AS Roma1227
2S.S.C. Napoli1225
3Inter Milan1124
4Bologna F.C. 19091224
5AC Milan1122

Sementara itu, Cremonese harus puas tertahan di peringkat ke-12 dengan 14 poin.

Perhatian besar kini akan tertuju pada laga krusial antara Inter Milan vs AC Milan, yang hasilnya dapat mengubah komposisi puncak klasemen. Namun, yang pasti, kemenangan ini memberikan momentum psikologis yang tak ternilai bagi Roma.

Tantangan sesungguhnya bagi Gasperini—yang akan absen di pinggir lapangan—dan anak asuhnya akan datang pada pekan depan, ketika mereka harus menghadapi juara bertahan, Napoli, dalam big match yang sangat menentukan arah perburuan Scudetto. Dengan performa yang terus menanjak dan lini serang yang semakin tajam, mampukah Giallorossi mempertahankan takhta mereka?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *