
Derby della Madonnina edisi perdana Serie A musim 2025/2026 yang digelar di Stadio Giuseppe Meazza pada Senin (24/11/2025) dini hari WIB, menyajikan sebuah kisah klasik tentang efisiensi yang membungkam dominasi. AC Milan berhasil meraup tiga poin krusial dengan skor tipis 1-0 atas rival sekota mereka, Inter Milan. Kemenangan ini tidak hanya terasa manis, tetapi juga mengirimkan pesan tegas dalam perburuan Scudetto, sekaligus menciptakan pahlawan baru dan mimpi buruk lama bagi kedua kubu.
Nerazzurri Mendominasi, Rossoneri Bertahan Bak Benteng Baja
Sejak peluit kick-off ditiup, skenario pertandingan berjalan seolah diatur oleh Nerazzurri. Inter Milan, yang bermain di hadapan publik mereka sendiri (walau berbagi stadion), langsung tancap gas dengan intensitas tinggi, menguasai lini tengah, dan terus menekan pertahanan Milan. Statistik akhir pertandingan akan mencatat penguasaan bola yang timpang dan jumlah tembakan yang jauh lebih banyak untuk Inter, namun itulah keindahan ironis dari sepak bola.
Ancaman pertama Inter datang cepat, di menit keempat, ketika umpan silang akurat dari Federico Dimarco disambut tandukan keras Marcus Thuram. Di sinilah Mike Maignan, kiper andalan Rossoneri, mulai memamerkan mengapa ia dianggap salah satu yang terbaik di dunia. Tepisan heroiknya menjadi sinyal pertama betapa sulitnya gawang Milan ditembus malam itu.
Peluang emas bagi Inter terus berdatangan. Pada menit ke-27, Nerazzurri nyaris unggul. Umpan silang dari mantan pemain Milan, Hakan Calhanoglu, disambar Francesco Acerbi, namun sayangnya bola hanya menghantam tiang gawang. Rasa frustrasi Inter memuncak pada menit ke-37. Kali ini, Lautaro Martinez, yang malam itu dimatikan oleh pertahanan solid Milan, melepaskan tembakan voli keras. Namun, sekali lagi, Maignan terbang menghalau, dan bola kembali membentur tiang! Inter seolah dikutuk, dengan dua kali upayanya digagalkan mistar dan sekali oleh Maignan dalam 45 menit pertama.
AC Milan sendiri hanya mengandalkan serangan balik cepat dan organisasi pertahanan yang disiplin. Peluang terbaik mereka di babak pertama, sepakan melengkung dari jarak jauh, hanya tipis melebar di sisi kanan gawang Yann Sommer. Ini adalah babak pertama di mana Milan bermain cerdas, membiarkan Inter membuang energi, sementara mereka fokus untuk tetap nirbobol.
Momen Pulisic: Sebuah Hantaman Cepat yang Menghancurkan
Babak kedua dimulai dengan pola yang sama, Inter terus mendominasi. Thuram kembali mencoba peruntungannya di menit ke-51, tetapi tembakannya dimentahkan pertahanan Milan.
Namun, di tengah gelombang serangan Nerazzurri, sepak bola memberikan pelajaran kejamnya. Pada menit ke-54, AC Milan melancarkan serangan balik cepat yang mematikan, mengubah dinamika permainan seketika.
Momen itu berawal dari kecerobohan Inter di lini tengah. Bola berhasil direbut dan dialirkan cepat menuju sayap. Setelah serangkaian umpan cepat, bola jatuh ke kaki winger Amerika Serikat, Christian Pulisic. Menggiring bola sejenak, Pulisic mengambil keputusan berani dari luar kotak penalti. Sebuah tendangan mendatar yang akurat, keras, dan menusuk ke pojok kiri bawah gawang Yann Sommer. Gol!
Pulisic, yang kembali menemukan performa terbaiknya di bawah arahan Stefano Pioli, merayakan gol yang mengubah skor menjadi 1-0. Gol ini bukan hanya pembuka keunggulan, melainkan pukulan telak yang membuat suasana Giuseppe Meazza hening, kecuali di sektor Curva Sud Milan. Gol ini menunjukkan karakter baru Rossoneri: kemampuan untuk menghukum lawan yang terlalu asyik menyerang.
Penalti Calhanoglu dan Penyelamatan Sensasional Maignan
Tertinggal 0-1, Inter semakin menggila. Kesempatan emas untuk menyamakan kedudukan datang pada menit ke-69. Strahinja Pavlovic, bek Milan, melakukan pelanggaran terhadap Marcus Thuram di kotak terlarang. Wasit menunjuk titik putih, dan VAR mengonfirmasi keputusan tersebut.
Semua mata tertuju pada Hakan Calhanoglu. Gelandang asal Turki ini, mantan pemain AC Milan yang menyeberang ke Inter, dikenal sebagai eksekutor penalti yang sangat dingin. Momen ini adalah kesempatan Calhanoglu untuk membuktikan diri di hadapan mantan klubnya dan menyelamatkan Inter.
Calhanoglu mengambil ancang-ancang, dan menendang bola ke sisi kiri gawang dengan kekuatan penuh. Di sinilah Mike Maignan mencatatkan dirinya sebagai Pahlawan Agung Derby malam itu. Maignan, dengan refleks kilat, berhasil membaca arah bola dengan sempurna dan menepisnya! Bola muntah gagal dimanfaatkan pemain Inter. Kegagalan penalti ini, yang menjadi kegagalan penalti pertama Calhanoglu dalam Derby della Madonnina sejak berseragam Nerazzurri, terasa seperti penanda takdir: malam ini bukan milik Inter.
Setelah kegagalan penalti itu, Inter terus menekan, termasuk melalui tembakan jarak jauh Federico Dimarco di menit ke-75 yang lagi-lagi dipatahkan Maignan. Namun, pertahanan Milan, yang dikomandoi oleh Fikayo Tomori dan Matteo Gabbia (serta Maignan di belakang mereka), tetap kokoh hingga peluit panjang berbunyi.
Dampak Klasemen dan Perburuan Capolista yang Kian Panas
Kekalahan ini terasa pahit bagi Inter Milan, yang sebenarnya memainkan sepak bola yang lebih dominan, mencatatkan 64% penguasaan bola dan total 18 tembakan berbanding 8 milik Milan. Namun, Milan membuktikan bahwa efektivitas lebih penting dari dominasi.
Kemenangan dramatis ini memberikan dampak signifikan pada tabel klasemen sementara Serie A. AC Milan berhasil melompat naik ke posisi kedua dengan koleksi 25 poin dari 12 pertandingan. Mereka hanya terpaut dua poin dari AS Roma yang secara mengejutkan memimpin Capolista (puncak klasemen) setelah menaklukkan Cremonese 3-1 di pekan yang sama.
Sementara itu, Inter Milan harus merosot ke peringkat keempat dengan 24 poin. Persaingan di empat besar kini menjadi sangat ketat, dengan AS Roma (27 poin), AC Milan (25 poin), Napoli (25 poin setelah menang 3-1 atas Atalanta), dan Inter Milan (24 poin) hanya terpisah maksimal tiga poin.
Derby della Madonnina ini menjadi penegas bahwa Serie A 2025/2026 adalah salah satu musim paling sengit dalam beberapa tahun terakhir. Gol cerdik dari Christian Pulisic dan penyelamatan spektakuler dari Mike Maignan akan terus dikenang sebagai kunci yang mengunci tiga poin, sekaligus membawa AC Milan kembali ke jalur perburuan gelar liga.