
Liga Inggris musim 2025/2026 akan menyuguhkan salah satu drama paling dinantikan saat Chelsea menjamu Aston Villa di Stamford Bridge, Minggu (28/12/2025). Di balik perebutan posisi krusial di zona Liga Champions, perhatian publik tertuju pada satu titik unik: “The Cold War” atau perang dingin antara dua bintang muda Inggris, Cole Palmer dan Morgan Rogers.
Keduanya tidak hanya bersaing mencetak gol, tetapi juga memperebutkan “hak milik” atas selebrasi paling ikonik saat ini, cold celebration—sebuah gaya menggosokkan telapak tangan ke lengan seolah sedang menggigil kedinginan.
Rivalitas dari Akar yang Sama
Menariknya, persaingan ini lahir dari rahim yang sama. Baik Palmer maupun Rogers adalah alumnus akademi Manchester City. Mereka tumbuh dalam ekosistem sepak bola yang sama sebelum akhirnya menempuh jalan berbeda untuk membuktikan diri.
Meski Rogers disebut-sebut sebagai sosok asli di balik lahirnya selebrasi “kedinginan” tersebut, Palmer-lah yang meledakkannya ke panggung dunia sejak kepindahannya ke London Barat. Status Palmer sebagai pahlawan Chelsea musim lalu membuat selebrasi ini identik dengannya, namun musim ini, narasi tersebut mulai bergeser.
Statistik yang Berbanding Terbalik
Memasuki penghujung Desember 2025, dinamika kedua pemain ini mengalami perubahan drastis jika dibandingkan dengan musim lalu:
| Statistik (Hingga Des 2025) | Morgan Rogers (Aston Villa) | Cole Palmer (Chelsea) |
| Gol di Liga Inggris | 7 | 2 |
| Status Kebugaran | Fit / On Fire | Baru Pulih dari Cedera |
| Posisi Tim | Peringkat 3 (36 Poin) | Peringkat 4 (29 Poin) |
Baca Juga:
Tragedi di Emirates: Malam Kelam Maxence Lacroix dan Drama Adu Penalti
Morgan Rogers kini menjadi nyawa serangan Unai Emery. Dengan koleksi tujuh gol, ia membuktikan bahwa ia bukan sekadar “peniru” Palmer, melainkan ancaman nyata bagi pertahanan lawan. Sebaliknya, Cole Palmer yang sempat terhambat masalah cedera di awal musim, baru mengoleksi dua gol. Namun, magis Palmer tetap tidak bisa diremehkan; visi bermain dan umpan-umpan kuncinya tetap menjadi tumpuan bagi skuat asuhan Enzo Maresca.
Strategi Enzo Maresca: Tim di Atas Individu
Meski media membingkai laga ini sebagai duel satu lawan satu antara Palmer dan Rogers, manajer Chelsea, Enzo Maresca, mencoba mendinginkan suasana. Baginya, sepak bola bukanlah olahraga tenis yang ditentukan oleh performa tunggal.
“Mereka berdua adalah talenta fantastis yang dimiliki Inggris saat ini. Tentu saja, kehadiran Cole dan Morgan akan memberi warna pada jalannya laga,” ujar Maresca kepada Daily Mail. “Namun, seorang bintang membutuhkan sepuluh pemain lain di sekelilingnya untuk bisa bersinar. Tugas tim adalah menciptakan ruang bagi Cole, begitu juga sebaliknya. Ini adalah tentang kolektivitas Chelsea melawan kolektivitas Villa.”
Maresca sadar bahwa memfokuskan pertahanan hanya pada Rogers bisa menjadi blunder fatal, mengingat Aston Villa memiliki kedalaman skuat yang mampu menghukum kesalahan sekecil apa pun.
Pertaruhan Gengsi di Papan Atas
Laga ini bukan sekadar panggung pamer selebrasi. Poin yang dipertaruhkan sangat krusial bagi peta persaingan gelar dan zona Eropa.
- Aston Villa: Duduk nyaman di peringkat ketiga dengan 36 poin, The Villans berambisi terus menempel ketat pemuncak klasemen. Kemenangan di Stamford Bridge akan semakin mengukuhkan mereka sebagai kandidat juara musim ini.
- Chelsea: Berada di peringkat keempat dengan 29 poin, The Blues tertinggal tujuh angka dari Villa. Kekalahan di kandang sendiri akan membuat jarak semakin melebar dan memberikan tekanan besar bagi Maresca untuk tetap bertahan di empat besar.
Pertandingan di hari setelah Natal selalu memiliki aura berbeda di Inggris. Kelelahan fisik karena jadwal padat diuji oleh mentalitas baja para pemain. Bagi Palmer, ini adalah momen pembuktian bahwa dirinya tetaplah “Raja Kedinginan” di London. Bagi Rogers, ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa ia telah melampaui level mantan rekan setimnya tersebut di hadapan publik Stamford Bridge.
Akankah kita melihat Palmer kembali melakukan selebrasi ikoniknya untuk menandakan kebangkitannya? Atau justru Rogers yang akan membekukan seisi stadion dengan ketajamannya? Satu yang pasti, duel ini akan menjadi hidangan penutup libur Natal yang sangat panas bagi para pecinta sepak bola di seluruh dunia.