November 9, 2025

Liverpool sepertinya masih harus berjuang keras di bawah asuhan pelatih baru, Arne Slot. Kekalahan 1-2 dari Manchester United di Anfield pada Minggu (19/10/2025) malam WIB menjadi titik nadir bagi Si Merah, menandai kekalahan keempat beruntun mereka di semua kompetisi. Meskipun mendominasi penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang, termasuk tiga kali bola membentur tiang gawang, Liverpool pulang dengan tangan hampa, mengakui kelemahan mendasar: terburu-buru dalam menuntaskan serangan dan kerentanan di lini belakang.

Drama di Anfield: Gol Cepat dan Penyesalan The Reds
Pertandingan dimulai dengan kejutan. Bryan Mbeumo berhasil membobol gawang Liverpool hanya dalam dua menit awal, meskipun gol tersebut diselimuti kontroversi karena Alexis Mac Allister terkapar dengan cedera kepala akibat sikut tak sengaja dari Virgil van Dijk sesaat sebelumnya. Wasit Michael Oliver memutuskan untuk melanjutkan pertandingan, sebuah keputusan yang kemudian disesali Arne Slot. Mac Allister sendiri harus menerima empat jahitan di kepalanya usai laga.

Liverpool, yang tampil lesu di babak pertama, baru bangkit di paruh kedua setelah serangkaian perubahan taktis dan pergantian pemain. Cody Gakpo berhasil membalas gol Mbeumo pada menit ke-78, membangkitkan harapan suporter Anfield. Namun, kegembiraan itu tidak berlangsung lama. Tandukan Harry Maguire pada menit ke-84 membenamkan Liverpool, memberikan kemenangan pertama bagi Manchester United di Anfield dalam hampir satu dekade.

Sorotan pada Lini Depan: Terburu-buru dan Kurang Tenang
Meskipun Liverpool menciptakan banyak peluang, termasuk enam tendangan tepat sasaran, ketenangan di lini depan menjadi masalah besar. Alexander Isak, yang diandalkan sebagai striker utama, menyia-nyiakan kesempatan emas satu lawan satu dengan kiper lawan. Cody Gakpo, selain tiga kali digagalkan mistar gawang, juga memiliki peluang sundulan di depan gawang yang malah melebar jauh setelah menyambut umpan Jeremie Frimpong.

Virgil van Dijk, kapten The Reds, tidak menyembunyikan kekecewaannya. “Saya rasa kami kebobolan gol kedua yang sangat ceroboh. Kami bekerja begitu keras untuk kembali ke permainan dan menciptakan peluang-peluang bagus untuk mencetak gol kemenangan, tapi kalau kebobolan gol kedua seperti itu, itu mengecewakan,” kata Van Dijk dikutip Sky Sports. Ia menambahkan, “Kalau Anda melihat pertandingannya secara menyeluruh, kami terlalu terburu-buru. Saya rasa mereka sangat sabar, tidak menekan jauh ke depan tapi juga tidak membiarkan kami nyaman menguasai bola.”

Slot Menghadapi Tantangan Besar
Empat kekalahan beruntun ini adalah yang pertama bagi Liverpool sejak November 2014 di bawah Brendan Rodgers. Bagi Arne Slot, ini menjadi tantangan terbesarnya sebagai manajer Liverpool. Tim yang musim lalu meraih gelar Premier League dengan begitu mudah, kini tampak kesulitan menemukan performa terbaiknya. Kerentanan pertahanan telah terbukti konsisten sepanjang musim, ditambah dengan “kurangnya ide” dan “terlalu banyak pertimbangan” di lini serang, seperti yang diamati oleh Phil McNulty dari BBC Sports.

“Sebagai seorang manajer Anda terus-menerus menghadapi tantangan,” kata Slot. “Ketika Anda memulai dan Anda perlu memenangkan pertandingan, ketika Anda pergi ke klub yang lebih besar, ketika Anda menjadi penerus Jürgen Klopp dan orang-orang berkata: ‘Ini adalah tantangan terbesar yang pernah Anda hadapi.’ Sekarang kami telah kalah empat kali berturut-turut dan itu juga merupakan tantangan. Kehidupan seorang manajer sepak bola juga terus berlanjut.”

Meskipun demikian, Slot tetap yakin akan potensi timnya. “Apakah kami kehilangan kepercayaan diri? Saya belum bisa melihat itu karena setiap pertandingan yang kami kalahkan, kami mampu menciptakan peluang luar biasa di babak kedua. Jika kami bisa terus menghasilkan apa yang kami lakukan dan mungkin melakukan beberapa hal sedikit lebih baik, maka ada setiap alasan untuk berharap bahwa kami akan memenangkan pertandingan sepak bola lagi,” ujarnya.

Manchester United: Kemenangan yang Meredakan Tekanan
Di sisi lain, kemenangan ini menjadi angin segar bagi Manchester United dan pelatih Ruben Amorim. Gol telat Harry Maguire, yang juga tampil solid di lini belakang, bukan hanya mengamankan tiga poin, tetapi juga meredakan tekanan yang sempat menghampiri Amorim. Maguire, yang pernah dikritik, membuktikan kapasitasnya. “Ini menunjukkan banyak tentang ketahanannya bahwa dia masih menjadi pemain United,” tulis Simon Stone, kepala reporter berita sepak bola BBC.

Maguire tampil kokoh, memenangkan duel-duel udara dan tekel penting, serta tidak kehilangan ketenangannya di tengah atmosfer Anfield yang frenetik. Kontribusi ofensifnya melalui sundulan dari umpan Bruno Fernandes membuktikan mengapa Amorim memasukkannya ke dalam tim.

Amorim sendiri menekankan pentingnya semangat dan ketenangan timnya. “Saya ingin kalian [media] melanjutkan narasi yang kalian miliki sehingga saya tidak akan menambah tujuan. Yang perlu kami lakukan adalah mencoba memenangkan tiga pertandingan berturut-turut sekarang dan melupakan empat besar atau enam besar. Kami sudah mengatakan kami ingin pergi ke Eropa. Ini tidak mengubah apa-apa. Kami adalah tim yang sama seperti 90 menit yang lalu,” kata Amorim, menjaga ekspektasi tetap realistis.

Implikasi pada Klasemen Liga Inggris
Kekalahan ini membuat Liverpool tertahan di peringkat keempat klasemen Liga Inggris dengan 15 poin, setara dengan Bournemouth yang berada di peringkat ketiga. Arsenal memimpin klasemen dengan 19 poin, diikuti Manchester City dengan 16 poin. Sementara itu, Manchester United naik ke peringkat kesembilan dengan 13 poin.

Jika Liverpool kalah dari Eintracht Frankfurt di Liga Champions pada Rabu, itu akan menjadi kekalahan kelima berturut-turut pertama kalinya sejak September 1953. Tantangan bagi Arne Slot sangat nyata, namun keyakinan dan semangat yang ditunjukkan pemain di babak kedua memberikan secercah harapan. Hanya waktu yang akan menjawab apakah Slot mampu mengangkat Liverpool dari keterpurukan ini.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *