November 9, 2025

Matchday ketiga fase grup Liga Champions musim 2025/26 menyajikan drama dan kejutan. Dua raksasa Eropa, Liverpool dan Chelsea, berhasil meraih kemenangan telak di markas lawan dan kandang sendiri.

Eintracht Frankfurt 1-5 Liverpool: Kebangkitan Sang Raja Eropa

Pertandingan antara Eintracht Frankfurt dan Liverpool di Deutsche Bank Park pada Kamis dini hari (23/10/2025) menjadi tontonan yang menegangkan sekaligus memukau. Setelah tertinggal lebih dulu, Liverpool tidak hanya bangkit, tetapi mendominasi penuh untuk meraih kemenangan telak 5-1. Hasil ini menjadi sangat penting bagi The Reds setelah sebelumnya mereka menelan empat kekalahan beruntun di berbagai kompetisi.

Babak pertama dimulai dengan inisiatif dari tuan rumah yang ingin memanfaatkan dukungan penuh suporter. Eintracht Frankfurt berhasil mengejutkan Liverpool pada menit ke-26 ketika Rasmus Kristensen melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti yang tak mampu dihalau kiper Liverpool, Michael Zetterer. Skor 1-0 untuk Frankfurt.

Namun, ketertinggalan tersebut justru memicu semangat Liverpool. Hanya sembilan menit berselang, Hugo Ekitiké berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-35. Menerima umpan terobosan Andrew Robertson, Ekitiké dengan tenang mengecoh bek lawan dan menuntaskan peluangnya. Skor berubah 1-1. Gol ini terasa manis bagi Ekitiké karena ia mencetaknya ke gawang mantan klubnya.

Momentum sepenuhnya beralih ke Liverpool. Empat menit kemudian, The Reds berbalik unggul melalui sundulan Virgil van Dijk dari situasi sepak pojok pada menit ke-39. Gol ini menunjukkan efektivitas taktik bola mati Liverpool. Belum sempat Frankfurt menata kembali pertahanannya, Ibrahima Konaté menambah keunggulan menjadi 3-1 lewat sundulan dari kemelut di depan gawang pada menit ke-44. Liverpool mengakhiri babak pertama dengan dominasi yang meyakinkan.

Memasuki babak kedua, Liverpool tampil semakin percaya diri. Penguasaan bola mutlak berada di tangan mereka, memperketat lini tengah, dan membuat Frankfurt kesulitan menciptakan peluang. Pada menit ke-66, Cody Gakpo mencetak gol keempat Liverpool setelah menerima umpan matang yang membongkar pertahanan Frankfurt. Skor 4-1. Tak lama berselang, pada menit ke-70, Dominik Szoboszlai menyegel kemenangan dengan tembakan keras dari luar kotak penalti yang tak mampu dihalau kiper Frankfurt. Skor 5-1 bertahan hingga peluit akhir.

Kemenangan ini bukan hanya sekadar tiga poin, melainkan suntikan moral luar biasa bagi Liverpool untuk kembali ke jalur positif. Statistik menunjukkan dominasi Liverpool dengan 64% penguasaan bola dan jumlah tembakan yang jauh lebih banyak. Dua gol dari situasi bola mati menunjukkan persiapan taktik yang matang, sementara transisi cepat dan penyelesaian akhir yang efektif membuktikan kualitas mendalam skuad Jürgen Klopp.

Namun, di balik kemenangan gemilang ini, ada kabar kurang menyenangkan dari kubu Liverpool. Bek sayap anyar Jeremie Frimpong kembali mengalami cedera hamstring di awal babak pertama, hanya bermain selama 19 menit sebelum digantikan Conor Bradley. Ini menjadi pukulan telak mengingat Frimpong baru pulih dari cedera serupa.

Selain itu, kemenangan besar ini juga diwarnai kritik pedas fans terhadap Mohamed Salah. Meski Liverpool menang 5-1, keputusan Salah untuk menembak sendiri dari sudut sempit pada menit ke-90, alih-alih memberikan umpan kepada Florian Wirtz yang berada di posisi lebih menguntungkan, membuatnya dicap egois. Hal ini semakin diperkuat dengan catatan Salah yang baru mencetak tiga gol dan tiga assist dari 12 pertandingan musim ini, angka yang terbilang rendah untuk bintang sekelasnya.

Chelsea 5-1 Ajax Amsterdam: Pesta Gol Para Remaja di Stamford Bridge

Pada saat yang sama, Stamford Bridge menjadi saksi pesta gol Chelsea yang menghancurkan Ajax Amsterdam dengan skor telak 5-1. Kemenangan ini mencatatkan sejarah bagi The Blues sebagai tim pertama di Liga Champions yang memiliki tiga remaja pencetak gol dalam satu laga.

Pertandingan berlangsung di bawah guyuran hujan, namun Chelsea langsung mengambil inisiatif serangan. Petaka bagi Ajax datang pada menit ke-17 ketika Kenneth Taylor mendapat kartu merah langsung setelah tekel keras terhadap Facundo Buonanotte. Wasit Felix Zwayer, setelah meninjau VAR, memutuskan tekel tersebut membahayakan.

Keunggulan jumlah pemain langsung dimanfaatkan Chelsea. Hanya semenit berselang, Marc Guiu (19) mencetak gol perdananya di Liga Champions, memanfaatkan sundulan Wesley Fofana dari situasi bola mati. Skor 1-0. Chelsea menambah keunggulan pada menit ke-27 melalui tembakan Moises Caicedo yang terdefleksi menjadi gol bunuh diri Josep Sutalo.

Ajax sempat memperkecil ketertinggalan lewat penalti Wout Weghorst pada menit ke-33, menyusul pelanggaran Tosin Adarabioyo. Namun, momentum itu tak bertahan lama. Chelsea mendapatkan dua penalti beruntun menjelang akhir babak pertama. Enzo Fernandez sukses mengeksekusi penalti pertama (menit 45), disusul Estevao (18) pada menit 45+6, yang membawa The Blues unggul 4-1 sebelum jeda.

Di babak kedua, manajer Enzo Maresca melakukan rotasi dan memasukkan Tyrique George (19). George langsung memberikan dampak instan dengan mencetak gol kelima Chelsea pada menit ke-48 melalui sepakan jarak dekat memanfaatkan bola liar. Skor 5-1 untuk keunggulan The Blues bertahan hingga laga usai.

Kemenangan ini membuat Chelsea naik ke peringkat ke-11 klasemen sementara dengan enam poin dari tiga laga, menjaga asa lolos ke fase gugur. Sebaliknya, Ajax terpuruk di posisi buncit dengan tiga kekalahan beruntun. Kemenangan telak ini menegaskan keperkasaan Chelsea dan menunjukkan bahwa darah muda mereka siap menjadi tumpuan masa depan di kancah Eropa.

Dampak dan Implikasi

Kemenangan ini menjadi momentum penting bagi Liverpool untuk kembali ke jalur positif dan meningkatkan kepercayaan diri tim. Bagi Chelsea, dominasi ini membuktikan kedalaman skuad muda mereka dan potensi besar di Liga Champions. Sementara itu, Eintracht Frankfurt dan Ajax harus mengevaluasi pertahanan dan mental tim mereka setelah kekalahan telak ini. Matchday ketiga Liga Champions 2025/26 sekali lagi membuktikan bahwa kompetisi ini selalu menyajikan drama yang tak terduga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *