Agustus 17, 2025

Jakarta — La Masia tak pernah kehabisan stok ajaib. Akademi legendaris milik Barcelona ini kembali melahirkan calon permata baru bernama Pedro Fernandez, atau yang akrab dipanggil Dro. Di usia 17 tahun, nama Dro mulai ramai diperbincangkan usai tampil bersinar dalam tur pramusim Barca di Asia.

Satu gol ke gawang Vissel Kobe cukup membuat dunia memperhatikannya. Tapi di balik gol itu, ada kisah menarik tentang kerja keras, keberanian, dan ketenangan seorang remaja yang baru dua tahun lalu bergabung dari klub kecil di Spanyol.

Dari Klub Kecil ke Tur Pramusim Raksasa

Nama Pedro Fernandez mungkin baru muncul di radar publik musim panas ini, tapi perjalanannya dimulai sejak lama. Barcelona merekrut Dro dari klub kecil Val Minor pada tahun 2022. Di akademi La Masia, ia tumbuh sebagai gelandang kreatif yang lincah, suka menggiring bola, dan punya insting menyerang alami.

Musim lalu, Dro bermain reguler di level U-18 Barcelona, belum mencapai tim Barcelona B atau U-19 yang biasanya menjadi jembatan menuju tim utama. Namun penampilannya selama latihan musim panas membuat pelatih Hansi Flick kepincut.

Ketika Flick membawa skuadnya dalam tur ke Asia, banyak yang menyangka Dro hanya akan jadi pelengkap. Tapi nyatanya, dalam laga melawan Vissel Kobe, Dro tak hanya dimainkan — dia juga mencetak gol! Sementara pemain muda lain seperti Jofre Torrents masuk karena pengganti cedera, Dro justru dipercaya sejak awal oleh Flick.

“Saya masih tak percaya. Pertama kali bermain untuk klub terbaik dunia dan langsung mencetak gol? Gila!” ujar Dro sambil tertawa kepada The Athletic.

Tampil Tanpa Takut, Meski Gugup

Dro tak menampik bahwa ia sempat dilanda gugup luar biasa. Maklum, ini adalah kesempatan pertama berseragam tim senior Barcelona, di stadion penuh, dan disiarkan ke seluruh dunia.

“Saya bahkan tak tahu harus bagaimana merayakan gol. Rasanya seperti mimpi. Tapi sebelum pertandingan, Hansi Flick dan para pemain senior menyemangati saya. Itu membuat saya merasa nyaman dan percaya diri,” ucapnya.

Flick sendiri disebut hanya memberi instruksi sederhana: mainkan bola dengan cerdas dan tekan lawan sekeras mungkin saat kehilangan bola. Taktik sederhana, tapi penting, yang sesuai dengan gaya main Barcelona.

Usai mencetak gol, Dro mendapat sambutan hangat dari rekan setim dan pelatih. Senyumnya merekah sepanjang hari — dan foto perayaannya langsung viral di media sosial.

Bukan Sekadar Talenta, Tapi Juga Kerendahan Hati

Dalam wawancara yang jujur dan mengharukan, Dro mengaku sempat merasa “kecil” saat pertama kali bergabung dalam sesi latihan bersama tim utama.

“Hari pertama saya latihan, saya bahkan takut untuk sarapan bersama mereka. Saya tidak tahu apakah saya boleh duduk di ruang makan tim utama. Saya duduk sendiri di ruang ganti dan bahkan tidak yakin boleh memegang ponsel saya atau tidak,” katanya.

Namun sikap rendah hati itulah yang membuat banyak pihak yakin bahwa Dro bukan sekadar bakat instan. Ia menghormati proses dan sadar bahwa perjalanannya masih panjang.

“Saya bukan pemain jadi-jadian. Saya teknikal, suka dribel, suka bermain antarlini. Tapi saya juga tahu bahwa saya harus bersabar. Langkah demi langkah. Ini baru awal, bukan akhir,” tegasnya.

Barca Tak Mau Terburu-Buru, Tapi Potensinya Nyata

Barcelona tidak ingin memaksakan promosi Dro ke tim utama. Mereka tahu betul bahwa banyak pemain muda kehilangan arah karena naik terlalu cepat. Namun dengan kemampuan bermain di berbagai posisi — dari gelandang serang hingga sayap kiri — dan kepercayaan dari Flick, masa depan cerah menanti.

Dengan gaya main yang menyerupai Andres Iniesta dalam hal ketenangan, dan sedikit aroma Neymar dari segi kreativitas, Dro menjadi simbol harapan baru generasi La Masia. Fans Blaugrana kini punya satu nama lagi untuk diikuti perjalanannya.

Dan seperti yang ramai disebut di media sosial: “Gila lu, Dro!” — ini mungkin hanya awal dari cerita indah sang bocah ajaib dari Galicia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *