Agustus 17, 2025

Napoli, Agustus 2025 — Antonio Conte telah kembali mengukir sejarah di Napoli. Setelah membawa klub ini meraih Scudetto musim lalu, sang pelatih kini menghadapi tantangan terbesar: mempertahankan gelar. Tetapi terlepas dari reputasinya sebagai pembawa perubahan instan—dibuktikan sejak era Juventus—mampukah Conte menembus batas yang selama ini menjebaknya?

“Satu Musim Saja” — Kutukan yang Belum Terpecahkan

Sejak era Juventus (2011–14), Conte belum pernah berhasil memperpanjang gelar liga di klub manapun: Inter dan Chelsea pun menjadi saksi bahwa ia unggul dalam membangkitkan atmosfer kemenangan tapi gagal mempertahankannya. Kali ini, panggung Serie A 2025/26 menjadi kesempatan emas untuk mematahkan tren tersebut. Napoli terbukti tak hanya rapuh tanpa Victor Osimhen dan Khvicha Kvaratskhelia, melainkan juga mampu bangkit di bawah tangan dingin Conte — ditandai dengan transformasi spektakuler Scott McTominay sebagai MVP musim lalu

Kini, Conte telah mendapatkan “senjata barunya”: Kevin De Bruyne. Gelandang legendaris Manchester City resmi bergabung dengan Napoli secara cuma-cuma usai kontraknya habis, meneken kontrak dua tahun dengan opsi perpanjangan hingga tiga tahun, De Bruyne sendiri menyatakan kepindahannya karena proyek yang ditawarkan Napoli sangat menarik dan ambisius, sementara hadirnya sang sahabat Romelu Lukaku mempermudah adaptasi. “Napoli’s project convinced me… we can be competitive,” ujarnya.

Pada konferensi pra-musim, Conte menyoroti pentingnya figur senior dan pemimpin klub, mulai dari Lukaku, Di Lorenzo, Anguissa, Lobotka, hingga Rrahmani. Khusus Lukaku disebut sebagai tumpuan mental dan pengalaman yang matang,Kombinasi ini memberikan keseimbangan antara pengalaman, stabilitas, dan kelas dunia yang dibawa De Bruyne—modal penting untuk mempertahankan gelar.

Semangat Conte bahkan terlihat meledak-ledak dalam uji coba pra-musim melawan Olympiakos—di mana sang pelatih sempat menyusup ke lapangan untuk membela Rrahmani yang kena tantangan keras. Meski kontroversial, momen ini menunjukkan besarnya api semangat dan keterlibatan emosional Conte dengan timnya,

Dominasi Inter sempat menjadi batu sandungan, namun mereka melakukan rotasi saat hadapi tiga kompetisi besar, sementara Milan dan Juventus terlihat melemah. Napoli diuntungkan karena persiapan matang dan fokus penuh ke Serie A, tanpa gangguan kompetisi Eropa

Jika Conte gagal mempertahankan gelar, ini akan menjadi catatan suram: hanya satu musim dominan lalu turun. Namun sejauh ini, semua elemen tampak berpihak padanya: starting XI solid, kekuatan rekayasa mental anak-anaknya, dan bintang baru yang membawa kredibilitas dan kreativitas ekstra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *