
Transfer kontroversial Rio Ngumoha dari akademi Chelsea ke Liverpool pada musim panas 2024 kini menunjukkan hasil gemilang. Seperti Mohamed Salah yang pernah dicoret oleh The Blues dan kemudian meledak di Anfield, Ngumoha memulai perjalanannya dengan penuh drama, tekelan hukum, dan gol dramatis yang mencatat sejarah.
Dari “Terkucilkan” Barcelona ke Bintang Liverpool
Mohamed Salah dibeli Chelsea dari Basel pada 2014, tapi persaingan ketat dengan nama-nama seperti Hazard, Willian, dan Oscar membuatnya kesulitan menembus tim utama. Akhirnya, dia dipinjamkan ke Fiorentina dan Roma, lalu dijual permanen ke Roma setelah satu musim—kemudian, pada 2017, dibeli Liverpool. Hasilnya? Sejak berseragam Merseyside, Salah mencetak 246 gol dan 114 assist dalam 404 penampilan—meraih tiga kali gelar Pemain Terbaik, empat top skor Premier League, dan delapan trofi besar termasuk dua Liga Inggris dan satu Liga Champions.
Kini, Rio Ngumoha mulai mengikuti jejak itu—dengan kilas balik dan ledakan awal yang menakjubkan.
Langkah Awal: Dari Chelsea ke Anfield
Rio Ngumoha lahir di Inggris, keturunan Nigeria dan Guadeloupe, dan memiliki kewarganegaraan Prancis—awal mulanya berbasis di akademi Chelsea sejak usia delapan tahun. Ia menyumbang gol dalam kemenangan 3–1 melawan Wolves di final U17 Premier League Cup pada April 2024.
Namun, pada musim panas 2024, Liverpool berhasil memboyongnya meski masih di bawah umur—langkah ini dianggap kontroversial oleh Chelsea, yang kemudian membatasi akses pengintaian (scouting) mereka kepada akademi Liverpool .
Kilapp Embun Muda: Pre-season hingga Debut Premier League
Pada pramusim 2025, Ngumoha tampil menonjol dalam empat laga: mencetak dua gol dan dua assist. Ini membuktikan bakat kreatif dan ketajaman finishing-nya .
Kemudian, pada 11 Januari 2025, ia menjalani debut profesional di Liverpool saat laga FA Cup melawan Accrington Stanley. Saat itu usianya baru 16 tahun 135 hari, menjadikannya pemain termuda Liverpool yang pernah bermain dan memulai pertandingan pertama tim utama
Puncaknya datang di Liga Premier, pada 25 Agustus 2025, dalam laga dramatis melawan Newcastle United. Ngumoha masuk dari bangku cadangan dan mencetak gol penentu di menit ke-100—menjadikannya pencetak gol termuda dalam sejarah Liverpool (16 tahun 361 hari), melampaui rekor Ben Woodburn. Ia juga tercatat sebagai pemain kedua di bawah usia 17 yang mencetak gol kemenangan di Premier League, hanya satu hari lebih tua dari Wayne Rooney saat melakukannya pada 2002 .
Debut super ini dirayakan sebagai momen magis dan menjadi simbol bahwa Ngumoha siap berpijak dalam jejak para bintang muda—termasuk Salah.
Dihadapkan dengan Drama Hukum dan Strategi Akademi
Perpindahan Ngumoha juga memicu perseteruan antara Chelsea dan Liverpool atas kompensasi. Chelsea menuntut “significant remuneration”, bahkan menyebut Liverpool “at war” dengan mereka dalam soal ini. Hingga kini, kasusnya masih bergulir, dan kemampuan anak muda ini menjadi bukti kuat bagi Chelsea dalam proses tribun .
Liverpool tampaknya memiliki pendekatan berbeda: mereka lebih menekankan garis pengembangan yang jelas. Manajer Arne Slot menekankan pentingnya membina talenta muda seperti Ngumoha—tanpa memberi tekanan berlebihan, tetapi memberi mereka kesempatan berkembang, termasuk bermain berdampingan dengan Mo Salah dan Van Dijk.
Evolusi Gaya Bermain: Bakat Siap Tampil
Menurut analisis ESPN, Ngumoha cepat menarik perhatian dunia lewat gol dramatisnya melawan Newcastle. Ia juga menjadi pencetak gol termuda ke-4 di era Premier League dan pernah menjadi starter FA Cup termuda Liverpool
Karakter permainannya: cepat, eksplosif, kompak secara fisik, mahir dribel, dan tak takut duel—siap bertarung dalam duel 1 vs 1. Ia tak hanya bergantung pada umpan—tapi juga langsung mengincar gawang dengan teknik tembakan mumpuni. Meski terkadang terlalu percaya diri dan mengambil risiko, namun Slot menghargai ekspresinya ini dan memilih mengasahnya daripada meredamnya
Selain itu, menurut Wikipedia, Ngumoha telah mewakili tim nasional Inggris pada berbagai level U15 hingga U17 dan masuk dalam daftar “Next Generation 2024” versi The Guardian sebagai salah satu talenta terbaik akademi Premier League
Kesempatan Besar Terbuka Lebar
Arne Slot juga menyebut bahwa kepergian Mo Salah ke AFCON akhir tahun mungkin membuka lebih banyak menit bermain bagi Ngumoha. Ditambah, dengan keluarnya pemain seperti Luis Díaz ke Bayern, posisi sayap kiri berpeluang menjadi medan pembuktian baginya.
Kesimpulan: Apakah Ngumoha Bisa Seperti Salah?
Singkatnya: Semua tanda menunjukkan—Ya, Rio Ngumoha memiliki potensi besar untuk mengikuti jejak Mohamed Salah. Ia sudah menunjukkan mental baja, teknik brilian, dan momen-momen inspiratif yang memantaskan namanya masuk radar Liverpool, akademi Inggris, dan tentu para pendukung The Reds.
Namun perjalanan panjang tetap menanti. Konsistensi, kesiapan fisik, dan kestabilan mental menjadi kunci—apapun bisa terjadi pada karier muda yang tengah melaju cepat seperti Ngumoha.
Salah pun dulu sempat dicoret, lalu memulai lagi dengan gemilang di Anfield. Kini, giliran Ngumoha menunjukkan bahwa kesuksesan juga bisa lahir dari keputusan tegas dan bakat yang tak bisa dibendung.