
Sang kapten tim nasional Timnas Portugal, Cristiano Ronaldo, telah menegaskan bahwa edisi Piala Dunia FIFA 2026 akan menjadi panggung terakhirnya di ajang terbesar dunia sepakbola. Dalam sebuah pernyataan yang mencuri perhatian dunia, pria asal Madeira ini menyampaikan bahwa pada usia 41 tahun ia menyadari bahwa waktu untuk mengukir sejarah di level tertinggi semakin terbatas.
Kenangan Piala Dunia & Target Yang Belum Tercapai
Sejak debutnya di Piala Dunia 2006, Ronaldo sudah lima kali tampil dalam ajang ini. Prestasi terbaiknya bersama Portugal terjadi di edisi 2006 ketika timnya berhasil menembus semifinal, sebuah capaian yang hingga saat ini masih menjadi puncak di turnamen dunia untuknya.
Meski sudah meraih banyak gelar termasuk di level klub dan kompetisi kontinental bersama Portugal trofi Piala Dunia tetap menjadi satu tatakan yang belum berhasil diraihnya. Hal ini secara tragis sekaligus dramatis menjadi pembeda dengan rival besarnya, Lionel Messi, yang telah mencicipi gelar juara dunia bersama Argentina di tahun 2022.
Namun, Ronaldo belakangan mengambil sikap yang agak berbeda. Ia menyatakan bahwa meskipun memenangi Piala Dunia akan menjadi pencapaian besar, ia tidak akan membiarkan seluruh warisannya ditentukan hanya oleh satu trofi. “Apakah untuk mendefinisikan apakah saya salah satu yang terbaik dalam sejarah, hanya dengan memenangkan satu kompetisi enam atau tujuh pertandingan? Apakah itu adil?” ujarnya dalam wawancara.
Perebutan Tiket ke 2026 & Momentum Terakhir
Portugal kini berada di puncak klasemen Grup F kualifikasi zona Eropa jalur yang hampir memastikan keikutsertaan mereka di Piala Dunia 2026. Hanya satu kemenangan lagi yang dibutuhkan untuk mengunci tiket tersebut, dan bagi Ronaldo, ini merupakan momen yang tak ingin disia-siakan.
“Saya akan berusia 41 tahun di Piala Dunia 2026. Saya sudah memberikan segalanya untuk sepakbola,” ujarnya. “Selama 25 tahun saya berkecimpung di dunia ini. Saya telah melakukan segalanya… Mari kita nikmati momen ini, jalani momen ini.”
Sikap Baru: Gairah, Kesadaran, dan Kenikmatan
Yang menarik dari Ronaldo kali ini adalah perubahan nada. Dahulu, ia berbicara bahwa gelar Piala Dunia adalah “mimpi terbesar” dalam kariernya. Kini, dalam wawancara terbaru, ia lebih menekankan bahwa warisannya tidak bisa diukur hanya dari satu turnamen. “Jika Anda bertanya ‘Cristiano, apakah impianmu untuk memenangkan Piala Dunia?’ Jawabannya: Tidak. Untuk mendefinisikan apakah saya salah satu yang terbaik dalam sejarah dari satu kompetisi enam atau tujuh pertandingan Anda pikir itu adil?” demikian katanya.
Ronaldo juga mengakui bahwa emosinya akan terpancing saat saat-terakhir datang. Melalui forum dialog di Arab Saudi, ia mengungkapkan bahwa edge terakhir ini akan sulit: “Saya mungkin akan menangis, ya. Saya adalah orang terbuka. Itu akan sangat, sangat sulit.”
Mengapa Momen Ini Begitu Spesial
- Puncak karier yang luar biasa, dengan catatan lebih dari 950 gol untuk klub dan tim nasional.
- Trofi besar yang belum ia raih: Piala Dunia menjadi satu-satunya gelar yang belum menghampirinya dalam koleksi panjangnya.
- Transisi menuju akhir karier: Ia telah memperpanjang kontrak dengan Al Nassr hingga 2027, namun secara tegas menyatakan bahwa Piala Dunia 2026 akan menjadi titik akhir lapangan internasionalnya.
- Kesadaran diri: Ronaldo tidak hanya melaju demi gelar, tetapi juga ingin benar-benar menikmati setiap detik yang tersisa dari perjalanan luar biasanya.
- Tantangan eksternal: Dengan rival seperti Messi telah meraih Piala Dunia, sorotan kini semakin besar terhadap apakah Ronaldo bisa melengkapi koleksinya.
Apa Artinya untuk Portugal dan Piala Dunia 2026?
Jika Portugal tampil di Piala Dunia 2026 dan semua indikasi menunjukkan mereka hampir pasti akan Ronaldo akan menjalani pertunjukan terbesar sekaligus pamungkas dalam kariernya di ajang ini. Bukan hanya sebagai pemain yang ingin menang, tetapi sebagai legenda yang ingin merayakan momen terakhir di panggung global bersama rekan-rekan satu tim dan para pendukungnya.
Timnas Portugal tentu akan mengincar gelar juara dunia, tetapi dengan Ronaldo di baliknya, ada dimensi emosional yang lebih besar: ini adalah babak penutup dari kisah yang telah berlangsung lebih dari dua dekade.
Kesimpulan
Ronaldo datang sebagai pemain yang telah membuktikan segalanya gelar liga, Liga Champions, penghargaan individu tapi masih menyimpan satu obsesi besar. Namun kini, obsesi itu dibarengi dengan penerimaan: kemenangan akan indah, tapi ketiadaan kemenangan pun tak akan menghapus kilau legasinya.
Piala Dunia 2026 bukan sekadar turnamen bagi Ronaldo. Ia adalah perayaan penutupan babak penuh prestasi, tantangan dan ambisi. Dan ketika dia menginjak lapangan satu terakhir kalinya di turnamen ini, dunia akan menyaksikan bukan hanya pencarian gelar, tetapi sebuah warisan yang telah terlakar untuk selamanya.